Untuk menghidupi kehidupan beragama yang berarti, kita harus memiliki kebebasan kehendak, kita harus bisa memilih yang baik da...
Untuk menghidupi kehidupan beragama yang berarti, kita harus
memiliki kebebasan kehendak, kita harus bisa memilih yang baik dan yang
buruk. Kalau kita tidak memiliki kebebasan kehendak, kita tidak dapat
bertanggungjawab atas kelakuan kita sendiri.
Menurut
orang-orang Kristen, Tuhan itu Maha Tahu. Dia tahu masa yang lampau,
masa sekarang, dan semua di masa yang akan datang. Kalau benar demikian,
maka Tuhan pasti sudah tahu semua yang kita mau kerjakan jauh sebelum
kita perbuat. Ini berarti seluruh hidup kita sudah di tentukan
sebelumnya, dan kita bertindak bukanlah atas dasar kebebasan kehendak,
tetapi kita telah ditentukan untuk berbuat apa yang kita perbuat. Kalau
kita sebelumnya sudah ditentukan untuk menjadi orang baik, maka kita
akan menjadi baik, dan bila kita sebelumnya ditentukan untuk menjadi
buruk, maka kita akan menjadi orang buruk/jahat. Kita tidak akan berbuat
atas dasar kebebasan kehendak kita, akan tetapi kita berbuat atas dasar
apa yang telah Tuhan tentukan. Meskipun orang Kristen tetap memaksakan
bahwa adanya kebebasan kehendak, ke-Maha Tahu-an Tuhan justru membuat
hal ini mustahil untuk dimengerti. Injil (Alkitab) pun menyatakan bahwa
orang hanya akan berbuat apa yang telah ditentukan oleh Tuhan.
Kalau orang berbuat jahat, ini dikarenakan Tuhan telah memilih
mereka untuk berbuat jahat (Roma 1:24-28) dan Tuhan pulalah yang membuat
mereka untuk tidak menuruti perintahNya (Roma 11:32). Kalau mereka
tidak mengerti firman-firman Tuhan, itu dikarenakan Tuhan telah membuat
otak mereka tumpul dan bodoh (Roma 11:8) dan menyebabkan mereka untuk
membandel (Roma 9:18). Tuhan mencegah penyebaran ajaran Nasrani di
beberapa tempat (Kisah Para Rasul 16:6-7) dan Dia menentukan segala
sesuatu jauh hari sebelum semuanya terjadi, kapan seorang itu akan
dilahirkan, kapan orang itu akan mati. (Kisah Para Rasul 17:26). Mereka
yang akan diselamatkan telah terpilih sebelum asal mulanya waktu.(2
Timotius 1:9; Efesus1 ayat 11). Jika seorang mempunyai keyakinan dan
kemudian diselamatkan, keyakinan itu berasal dari Tuhan, bukan dari
usaha mereka sendiri (Efesus 2:9-10). Salah satu dari kita akan
bertanya,"Kalau Tuhan telah secara sebelumnya menentukan apa yang kita
lakukan. Bagaimana mungkin Tuhan menjatuhkan tanggungjawab tindakan kita
ke atas diri kita sendiri?" Tetapi Alkitab mempunyai jawaban untuk
pertanyaan ini.
"Sekarang kamu akan berkata kepadaku:
"Jika demikian, apa lagi yang masih disalahkan-Nya? Sebab siapa yang
menentang kehendak-Nya?" Siapakah kamu, hai manusia, maka kamu membantah
Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya:
"Mengapakah engkau membentuk aku demikian?" Apakah tukang periuk tidak
mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama
suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain
untuk dipakai guna tujuan yang biasa? Jadi kalau untuk menunjukkan
murka-Nya dan menyatakan kuasa-Nya, Allah menaruh kesabaran yang besar
terhadap benda-benda kemurkaan-Nya, yang disiapkan untuk kebinasaan."
(Roma 9:19-22)
Jadi ternyata di dalam ajaran Kristiani,
jalan hidup seseorang dan takdir adalah sepenuhnya ulah Tuhan. Dan
sebagai manusia kita tidak punya hak untuk mengeluh tentang apa yang
telah Tuhan putuskan untuk kita. Ide di mana semuanya telah ditentukan
dengan ide bahwa Tuhan itu Maha Tahu memang tampak sejalan, tetapi ide
tersebut tidak masuk akal ke dalam konsep usaha untuk berbuat kebaikan
atau menghindari kejahatan.
COMMENTS