Dalam forum debat lintas agama soal apakah Yesus adalah oknum yang sama dengan Isa Almasih selalu menjadi topik yang berulang. Saya tida...
Dalam forum debat lintas agama soal apakah Yesus adalah oknum yang sama dengan Isa Almasih selalu menjadi topik yang berulang. Saya tidak mempersoalkan adanya pernyataan dari pihak Kristen yang ngotot mengatakannya sebagai orang yang berbeda, itu menjadi hak mereka sendiri dengan segala konsekuensi internalnya, salah satunya seperti apa yang disampaikan dalam tulisan ini : "Dalam terjemahan Alkitab kuno/lawas, kata yang dipakai bukan Yesus, melainkan Isa Almasih. Sebaliknya dalam terjemahan Al-Qur'an bahasa Inggris, kata yang dipakai adalah "Jesus Christ.", jadi silahkan diselesaikan sendiri.
Yang perlu diluruskan ada beberapa pernyataan dari kalangan Muslim yang menyebutkan antara Yesus dan Isa Almasih adalah oknum yang berbeda, lalu diikuti kebebasan untuk memakai kata-kata kasar dan kotor menghujat Yesus, mungkin karena terpancing perbuatan yang sama oleh pihak debaters Kristen terhadap Allah dan Nabi Muhammad SAW.
Soal perbedaan nama sangat mudah untuk dijelaskan, bahwa sebutan Yesus Kristus dalam bahasa Indonesia merupakan bunyi yang muncul dari perubahan berdasarkan terjemahan, mulai dari penyebutan nama tersebut dalam bahasa asal yang dipakai oleh masyarakat Yahudi ketika nabi Isa Almasih masih hidup yaitu bahasa Aramaik, lalu dilogatkan dalam bahasa Yunani, Eropah, Belanda, lalu sampai diserap kedalam bahasa Indonesia menjadi Yesus Kristus. Kalau mau tahu bagaimana melafadzkan nama nabi Allah ini dalam bahasa aslinya, maka bunyi yang mirip memang sebagaimana yang dilafadzkan oleh Al-Qur'an, silahkan didengarkan penyebutan nama Isa Almasih dalam bahasa Aramaik ini dan bandingkan dengan lafadz yang dibunyikan ketika orang membaca Al-Qur'an menyebut nama tersebut, mirip bukan..?
http://www.v-a.com/bible/aramaic-jesus.html
Pemahaman kalangan Islam yang menyatakan Yesus dan Isa Almasih adalah berbeda justru otomatis menunjukkan sikap tidak percaya kepada Al-Qur'an sendiri sebagai kitab yang meluruskan kisah nabi tersebut yang sudah dilencengkan sejarah. Bagaimana bisa dikatakan meluruskan kalau oknumnya berbeda..? Ini bisa dianalogikan secara sederhana, ketika si Fulan yang sebenarnya orang Jawa dengan ibu Maimunah dan ayah bernama Sakirun, lalu muncul berita bahwa si Fulan adalah orang Manado dengan ibu si anu dan ayah si anu. Maka ketika kita mau meluruskan kesalahan tersebut tentu saja ini bisa terjadi kalau merujuk kepada oknum yang sama, dengan informasi yang berbeda..
Para penginjil Kristen sangat
terusik misinya terhadap nas-nas Al-Qur'an yang mengungkap kebatilan
doktrin Kristen tentang ketuhanan Yesus. Dalam booklet penginjilan
berjudul “Apakah Isa Muslim Adalah Yesus di Alkitab?” penginjil yang
memakai nama alias Abdul-Masih menciptakan istilah baru “Isa Muslim”
(Nabi Isa menurut Al-Qur'an) dan Yesus Kristen (Yesus menurut Bibel).
Dalam buku 81 halaman yang diklaim
“disadur & disusun oleh hamba-hamba tuhan ex-muslim” ini, ia
berjibaku menolak vonis Al-Qur'an tentang kebatilan doktrin ketuhanan
Yesus dengan dua jurus. Ia menampik tuduhan dengan mengklaim bahwa sosok
Nabi Isa dalam Al-Qur'an berbeda dengan Yesus yang diceritakan dalam
Alkitab (Bibel). Demikian Kutipannya:
“Quran mengklaim bahwa ia diwahyukan
kepada Muhammad oleh malaikat Jibril mulai di sebuah gua; tetapi
gambaran Yesus yang dipresentasikan oleh Quran berbeda secara radikal
dengan pesan Gabriel kepada perawan Maria dalam Injil. Hal ini
menunjukkan bahwa malaikat Jibril yang mewahyukan Quran kepada Muhammad,
bukanlah malaikat Gabriel yang ada dalam kitab suci Yahudi-Kristen.
Isa Muslim memang tampak mirip
dengan Yesus Kristen. Namun kemiripan ini hanya ada di permukaan saja.
Secara tegas Quran menyangkali keterangan Injil yang paling penting
mengenai Yesus. Quran menyatakan bahwa Yesus hanya seorang manusia dan
bukan Tuhan; bahwa ada seorang lain yang disalibkan untuk menggantikan
tempatnya; bahwa ia tidak pernah bangkit dari kematian; bahwa ia akan
datang kembali ke dalam dunia sebagai muslim untuk menghancurkan
kekristenan; dan bahwa ia jauh lebih rendah dibandingkan Muhammad! Quran
menyangkal status Yesus sebagai Hakim tertinggi dan Tuhan atas segala
sesuatu” (hlm 5).
Tulisan penginjil Abdul Masih itu sama sekali bukan karya ilmiah, melainkan halusinasi yang tidak Alkitabiah.
...Ayat-ayat palsu dalam Bibel inilah penyebab utama lahirnya perbedaan persepsi antara Al-Qur'an dan Bibel dalam memandang sosok Nabi Isa AS...
KRISTEN BUKAN AGAMA YESUS!!
Salah kaprah istilah dengan
mempertentangkan Isa Muslim dengan Yesus Kristen. Istilah ini tidak
sepadan bila dibandingkan karena tidak setara.
Untuk istilah Nabi Isa Muslim, memang
sudah tepat. Karena menurut Al-Qur'an, semua nabi dan para pengikutnya
disebut Muslim (Qs. Ali Imran 84), sebab agama Islam telah diajarkan
oleh nabi-nabi terdahulu (Qs. Al-Hajj 78), dan satu-satunya agama yang
diridhai Allah hanyalah Islam (Qs. Ali Imran 19, 85, 102).
Sedangkan istilah “Yesus Kristen” jelas
salah kaprah karena tidak ada dalil yang menunjukkan bahwa Yesus
beragama Kristen. Bahkan dalam Bibel sendiri, Yesus tidak pernah
mengucapkan kata “Kristen,” apalagi memproklamirkan diri sebagai seorang
Kristen. Bahkan istilah “Kristen” dalam Bibel baru dipakai Barnabas dan
Paulus jauh setelah Yesus tidak ada di dunia (Kisah Para Rasul 11:26).
Berdasarkan sejarah, buku "Comparative Religions on File: Facts on File Library of World History”
mengungkapkan bahwa Yesus lahir sekitar tahun 4 Sebelum Masehi dan
wafat sekitar tahun 29 Masehi. Sementara Paulus dan Barnabas memberi
nama “Kristen” terhadap agama yang mereka bentuk, sekitar tahun 42 M.
Berarti agama Kristen baru muncul sekitar 13 tahun setelah Yesus tidak
ada di dunia.
SOSOK YANG SAMA DENGAN DUA PERSEPSI BERBEDA
Salah besar bila dinyatakan bahwa Nabi Isa dalam Al-Qur'an dengan Yesus dalam Bibel adalah dua sosok yang berbeda.
Pernyataan bahwa sosok Nabi Isa yang
tertulis dalam Al-Qur'an dengan Yesus yang diceritakan Bibel adalah
sosok yang berbeda, memang sangat ampuh untuk menepis vonis kafir
terhadap doktrin Kristen.
Jika Nabi Isa yang dimaksud dalam
Al-Qur'an itu bukan Yesus yang diyakini oleh umat Kristen, lantas
koreksi ayat Al-Qur'an tentang kebatilan doktrin penyaliban dan
penuhanan Nabi Isa itu ditujukan kepada siapa? Padahal ayat-ayat
tersebut banyak memakai sapaan “Ya ahlal kitab” (wahai kaum Ahli Kitab
Yahudi dan Kristen).
...Satu-satunya ayat Trinitas yang melantik Yesus sebagai salah satu dari oknum Tuhan ini adalah sisipan/insersi buatan Priscillian, seorang bidat asal Spanyol..
Pandangan yang benar, Nabi Isa dalam
Al-Qur'an dengan Yesus dalam Bibel adalah dua sosok yang sama tapi
berbeda persepsi, alias serupa tapi tak sama. Ketidaksamaan ini timbul
karena Alkitab sudah mengalami perubahan dari kitab aslinya (Qs.
Al-Baqarah 79). Salah satu perubahan yang mencolok adalah penambahan
(insersi) doktrin Trinitas/Tritunggal dalam Bibel:
“Sebab ada tiga yang memberi kesaksian di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu” (1 Yohanes 5:7).
Satu-satunya ayat Trinitas yang melantik
Yesus sebagai salah satu dari oknum Tuhan ini adalah sisipan/insersi.
Ayat ini diciptakan oleh Priscillian, seorang bidat asal Spanyol yang
mati tahun 385. Mulanya ayat ini dicantumkan dalam komentar atau catatan
pada margin Alkitab. Lima belas abad kemudian ayat ‘margin’ ini
diterima karena dianggap memberikan bukti Alkitabiah untuk ajaran
Trinitas.
Maka pada dalam terbitan Perjanjian Baru
Yunani tahun 1550 yang dilakukan oleh Stephanus, catatan/footnote itu
dimasukkan ke dalam Authorized Version, dan menyelinap dalam Bibel di
seluruh dunia.
Namun beberapa edisi Bibel masih
objektif dengan mencantumkan ayat palsu tersebut dalam Bibel, tapi
dengan catatan kaki bahwa ayat tersebut adalah tambahan (insersi). Bibel
edisi New International Version dicantumkan footnote sbb:
“Late manuscripts of the Vulgate
testify in heaven: the Father, the Word and the Holy Spirit, and these
three are one. And there are three that testify on earth: the (not found
in any Greek manuscript before sixteenth century)” (The Holy Bible New International Version, hlm. 1242).
Di Indonesia, kepalsuan ayat Trinitas
ini juga diakui dalam Alkitab terbitan resmi Katolik dengan Imprimatur
Mgr Donatus Jagom SVD, Uskup Agung Ende-Ndona:
“Ayat 7-8: ‘di dalam sorga..... di
bumi.’ Bagian ayat ini tidak terdapat dalam naskah-naskah Yunani yang
paling tua dan tidak pula dalam terjemahan-terjemahan kuno, bahkan tidak
dalam naskah-naskah paling baik dari Vulgata... Karenanya bagian ini
pasti tidak asli.” (Kitab Suci Perjanjian Baru dengan Pengantar dan Catatan, 1976-1977, hlm. 563.
Dalam kamus manapun, persamaan (sinonim)
yang tepat untuk kata “tidak asli” adalah “PALSU.” Ayat-ayat palsu
dalam Bibel inilah penyebab utama lahirnya perbedaan persepsi antara
Al-Qur'an dan Bibel dalam memandang sosok Nabi Isa AS.
FAKTA LAIN DALAM BIBEL
Kesimpulan penginjil bahwa Nabi Isa dan
Yesus adalah sosok yang berbeda, terbantahkan oleh Bibel dan kitab suci
Al-Qur'an sendiri. Dalam terjemahan Alkitab kuno/lawas, kata yang
dipakai bukan Yesus, melainkan Isa Almasih. Sebaliknya dalam terjemahan
Al-Qur'an bahasa Inggris, kata yang dipakai adalah "Jesus Christ."
Jika ingin memaksakan pendapatnya bahwa
Nabi Isa dan Yesus Kristus adalah dua sosok yang berbeda, maka penginjil
Abdul Masih harus merevisi semua kata dalam Bibel itu!! [A. Ahmad
Hizbullah MAG/Suara Islam]
COMMENTS