Salah seorang Kristiani menulis di sebuah grup diskusi, menyatakan bahwa Allah mengutus para Rasul lalu menyiksa mereka namun meskpun para ...
Salah seorang Kristiani menulis di sebuah grup diskusi, menyatakan bahwa Allah mengutus para Rasul lalu menyiksa mereka namun meskpun para Rasul disiksa mereka tidak mau tunduk dan merendahkan diri kepada Allah. Kemudian dia bertanya apakah layak disebut Rasul jika tidak mau tunduk akan perintah Allah?
Kutipannya seperti yang tertulis di bawah ini:
"RANGKUMAN".
Dalam Qs 6:42-44.
"Di katakn bahwa:
Rasul2 dahulu sebelum muhamad itu di utus Allah, kemudian Allah siksa mereka rasul2 itu, namun dalam siksaan itu mereka rasul2 itu tidak mau bermohon tunduk merendahkan diri kepada Allah, dan pada akhirnya mereka rasul2 itu terdiam dan putus asa.
PERTANYAAN..?
Siapakah nama atau oknum Rasul itu, yg tidak patuh kepada Allah, lalu Allah menyiksanya.
Lalu layakkah bisa di sebut Rasul jika sudah melawan perintah Allah.
Silahkn di beri jwabn.. jika emang alquran itu tidak mereka reka cerita.
Sori ini bukn hujat, ingin mengatahui yg benar.
Bingung koh rasul bisa seperti itu.
Silahkan bgi yg cerdas pintar alquran saja.
Tidak di perijinkan bagi mental anarkis masuk sini.
Wasalam.
Suka ·
Tanggapan Kami.
Pertanyaan sekaligus pernyataan kristiani di atas sangatlah keliru, karena ayat Qs. 6:42-44 tidaklah berbicara Allah menyiksa para Rasul yang Dia utus, melainkan Allah menyiksa kaum-kaum yang terdahulu yang membangkang.
berikut kami kutip ayatnya:
6. Al An'aamMelihat ayat di atas dapatlah dipahami kalau penanya di atas gagal paham terhadap ayat di atas, ayat di atas bicara bahwa Allah telah mengutus para Rasul kepada Umat-umat terdahulu dan kemudian Allah menyiksa Umat yang diutus para Rasul, bukan para Rasul yang disiksa, tetapi umat yang diutus para Rasul itulah yang Allah siksa karena kekufuran dan keingkaran mereka terhadap Allah. Rasul yang disebutkan dalam Al-Qur'an semuanya adalah manusia pilihan Allah yang senantiasa tunduk patuh dan taat kepada Allah. sangat berbeda dengan Alkitab yang menjelaskan bahwa para Rasul dan Nabi bisa tunduk patuh bisa ingkar kepada Tuhan, Bahkan pelanggarannya benar-benar pelanggaran yang fatal.
42. Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri.
43. Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras, dan syaitanpun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan.
44. Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.
45. Maka orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
Maha Benar Allah dengan Segla Firman-Nya
Oleh karena itu dalam Islam seluruh Rasul atau Nabi semuanya orang terpilih, seorang Nabi tidak mungkin tidak patuh, tidak tunduk kepada Allah. Tentu saja tidak bisa dikatakan kalau Rasul tidak tunduk kepada Allah. Para Rasul adalah manusia, sehingga mungkin saja melakukan kesalahan, namun setiap kesalahan para Nabi atau Rasul pilihan Allah sama sekali tidak ada kesalahan fatal. Di sinilah mengapa para Nabi memiliki sifat makhsum, artinya Nabi dan Rasul Allah senantiasa di bimbing oleh Allah, ketika mereka keliru akan suatu hal maka Allah akan langsung menegur dan membimbing mereka ke jalan yang benar.
Wallahu A'lam Bish Shawab.
COMMENTS